Sablon Manual vs DTG Mana lebih baik?

Dulunya, sebelum mengenal teknik DTG, proses penyablonan masih menggunakan cara manual. DTG sendiri merupakan teknik sablon yang memang saat ini lagi hangat diperbincangkan di kalangan industri fashion. Pasalnya, DTG menawarkan hasil cetakan yang bagus dan tidak main-main. Namun, jika dibandingkan dengan sablon manual, manakah yang lebih cocok untuk sablon kaos?

Perbedaan Sablon Manual dan DTG

Jika ditinjau dari aspek yang berbeda-beda pastinya masing-masing teknik penyablonan memiliki keunggulan masing-masing. Berikut ini akan kami ulas lebih jauh tentang perbedaan detail keduanya.

 

1. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Produksi

Adapun beberapa faktor yang berpengaruh dalam produksi sablon kaos menggunakan teknik manual adalah tinta yang digunakan, jumlah sdm, kualitas skill operator, kapasitas meja, kualitas alat, kerumitan desain, jumlah warna desain, dan bentuk kain yang akan disablon.

Sedangkan, untuk teknik DTG, hal-hal yang akan mempengaruhinya adalah ukuran gambar, tinta yang dipakai, warna kain, kualitas mesin, kapasitas ketersediaan listrik, kerapatan desain, kualitas mesin, dan lama proses treatment.

 

2. Lama Pengerjaan

Adapun lama pencetakan kaos untuk satu mukanya menggunakan mesin DTG yakni 20 menit. Akan tetapi, untuk lama pengerjaannya ini berbanding lurus dengan kuantitas produksinya.

Maksudnya yaitu, semakin banyak jumlah yang diproduksi, maka semakin banyak pula waktu yang diperlukan. Ini karena sistem mesin DTG sendiri mencetak per satu kaos.

Hal tersebut tentu akan berbeda dengan teknik sablon manual yang lama pengerjaannya tergantung pada kapasitas meja, sdm, dan ketersediaan alat.

 

3. Alat dan Mesin yang Digunakan

Ditinjau dari alat dan mesin, sudah pasti teknik DTG akan jauh lebih mahal. Sebab, disini kita harus memanfaatkan kerja robot atau mesin secara langsung dalam proses pencetakannya.

Di Indonesia sendiri, untuk mesin DTG original dibanderol dengan harga 30–100 juta rupiah per itemnya. Karena mahalnya harga mesin ini, maka pelaku industri kaos pun harus memutar otaknya.

Akhirnya, ia menemukan mesin DTG dengan harga lebih terjangkau, yaitu melalui proses modifikasi printer kertas A3. Lalu, ia mengubah tatakan kertasnya jadi tatakan kaos. Akan tetapi, sayangnya, kualitasnya sendiri memang belum seperti mesin DTG asli.

Jika menggunakan teknik manual, kamu tidak perlu teknik yang mahal seperti DTG. CUkup hanya dengan modal 500 ribu rupiah saja, kamu bahkan sudah bisa menjalankan teknik sablon kaos ini.

Akan tetapi, kamu mesti menyediakan space yang lebih luas demi memaksimalkan proses produksinya. Lalu, ada beberapa peralatan sablon yang juga harus dibeli, seperti meja sablon, papan kaos, rakel, screen, meja, lampu afdruk, dan kenok.

 

4. Tinta yang Digunakan

Untuk sablon kaos manual sendiri, kamu akan memerlukan lebih banyak tinta. Lain halnya dengan kaos DTG yang justru hanya memerlukan satu jenis tinta saja. Tintanya hanyalah tinta textile yang diproduksi secara khusus untuk sistem cetakan DTG ini.

Tinta textile khusus ini diracik dengan tingkat keenceran yang cukup tinggi supaya tidak mudah mampet pada bagian headnya. Umumnya tintanya adalah tinta dengan merk Dupont.

Meskipun harga kaos bersablon DTG cukup mahal, karena tintanya yang digunakan juga mahal, kamu tetap bisa mendapatkan kaos sablon dengan harga termurah, yaitu dari produsen kaos polos Indonesia iTshirt.id. Produsen kaos ini menawarkan sistem pembelian yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, entah itu grosiran, lusinan, atau mungkin hanya satuan saja.

 

Baca juga artikel lainnya

5 Perbedaan Sablon DTG dengan Sablon DTF

Mengenal Kaos DTG dan Keunggulan

About the author : itshirt

Leave A Comment

Related posts

Popular products

Product categories